PERADABAN DINASTI ABBASIYAH
SEBUAH TINJAUAN
DI UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2011/2012
MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu
tugas mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
Di susun oleh:
RENDI
11690018
PRODI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN
KALIJAGA YOGYAKARTA
Jl.Marsda Adisucipto,No. 1 Tlp.(0274)519739,Fax.
(0274)540971 Yogyakarta 55281
2011
Alhamdulillah
segala puji bagi Allah Subhanahu wa ta’ala atas segala rahmat dan hidayah-Nya
bagi semua penciptan-Nya.Shalawat serta salam semoga tetap di limpahkan kepada
nabi besar kita Rasulullah Muhammad shalallahu’alaihi wa sallam,beserta
keluarga,para sahabat,dan para pengikutnya hingga akhir zaman.
Atas rahmat dan
hidayahnya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah tentang peradaban Dinasty
Abbasiyah ini,yang bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah
Kebudayaan Islam.Penulisan ini mengangkat judul tentang“Peradaban
Dinasti Abbasiyah”.Pemilihan judul tersebut selain untuk memenuhi kriteria
pembuatan makalah sebagai tugas mata kuliah sejarah kebudayaan islam juga dimaksudkan
untuk meningkatkan pemahaman penulis terhadap teori yang disesuaikan dengan
materi kuliah tersebut.Ucapan terima kasih juga ditunjukan kepada:
1. Muh.Fathan,S.Ag,Selaku Dosen
mata kuliah Sejarah Kebudayaan Islam
2.Anis Yuniati,
M.Si.,selaku Dosen Pembimbing Akademik
Penulis menyadari
sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Tugas ini masih jauh dari sempurna,oleh
karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangatlah penulis harapkan
supaya dapat menyusun tugas kedepannya dengan lebih baik.Penulis mengucapkan
banyak terimakasih atas perhatiannya dan semoga Tulisan ini bermanfaat bagi
kita semua.
Yogyakarta,…………..2011
(Penulis)
COVER…………………………………………………………………………………………….2
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………………..3
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………………4
BAB I Pendahuluan
1.1.Latar Belakang…………………………………………………………………………5
1.2.Rumusan Masalah…………………………………………………………………………5
1.3.Tujuan Pembuatan
Makalah………………………………………………………….6
1.4.Manfaat Pembuatan
Makalah……………………………………………………….6
1.5.Metode Pembuatan
Makalah………………………………………………………..6
BAB II Pembahasan
2.1. Sejarah berdirinya
Dinasti Abbasiyah ……………………………………………8
2.2.Sistem pemerintahan
Dinasti Abbasiyah……………………………………….10
2.3.Perkembangan IPTEK
Dinasti Abbasiyah……………………………………….11
2.4.Hasil kebudayaan
dinasti Abbasiyah………………………………………………13
2.5.Faktor kemunduran
dan kejayaan Dinasti abbasiyah……………….……13
BAB III PENUTUP
3.1.Kesimpulan…………………………………………………………………………15
3.2.Saran…………………………………………………………………………………15
DAFTAR
PUSTAKA…………………………………………………………………16
1.1.LATAR BELAKANG
Pembahasan tentang
sejarah islam memang sangat penting untuk di telaah,karena sebuah kejadian itu
didasari dan bisa dipelajari karena adanya suatu sejarah atau kejadian masa
lampau.Namun banyak diantara kita yang sering menganggap remeh sejarah bahkan
mereka sering lupa akan sejarah yang terjadi disekitarnya karena mereka anggap
sejarah itu tidak penting,namun kenyataannya berkebalikan karena sebuah keadaan
yang ada sekarang semuanya tidak luput dari sejarah.
Dari sekian banyak umat
islam di Indonesia,masih banyak orang yang kurang mengetahui akan sejarah
peradaban islam jaman dahulu.Diantaranya adalah sejarah dinasti
Umaiyah,Abbasiyah,Turki Osmani dsb.Namun pada kesempatan kali ini penulis akan
membahas tentang peradaban dimasa dinasti Abbasiyah.Dinasty Abbasiyah merupakan
dinasti Islam yang paling berhasil dalam mengembangkan peradaban Islam.Namun
didalam kesuksesan dimasa itu kita akan mengungkap kenyataan yang ada tentang
tata cara dinasti itu berkembang,bertahan,sampai dengan kemundurannya.
Diharapkan dari
penulisan makalah ini selain untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah
Kebudayaan Islam juga bisa menambah luas
pengetahuan pembaca tentang ilmu Sejarah tentang peradaban Islam.
1.2.RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah
diatas,maka dirumuskan masalah sebagai berikut:
Ø
Siapakah pelopor Daulah Abbasiyah?
Ø
Bagaimanakah sejarah berdirinya Daulah Abbasiyah?
Ø
Bagaimanakah sistem pemerintahan dimasa Daulah
Abbasiyah?
Ø
Bagaimanakah perkembangan Iptek dimasa Daulah
Abbasiyah?
Ø
Apa sajakah hasil kebudayaan Daulah abbasiyah?
Ø
Apa sajakah faktor-faktor kemudnduran atau
kejayaan pada daulah Abbasiyah?
1.3.TUJUAN PEMBUATAN MAKALAH
Berdasarkan rumusan
masalah yang telah dibahas diatas maka tujuan dari pembuatan makalah ini
adalah:
Ø
Mengetahui Siapakah pelopor Daulah Abbasiyah
Ø
Mengetahui sejarah berdirinya Daulah Abbasiyah
Ø
Mengetahui sistem pemerintahan dimasa Daulah
Abbasiyah
Ø
Mengetahui perkembangan Iptek dimasa Daulah
Abbasiyah
Ø
Mengetahui hasil kebudayaan Daulah abbasiyah
Ø
Mengetahui faktor-faktor kemudnduran atau
kejayaan pada daulah Abbasiyah
1.4.MANFAAT PEMBUATAN MAKALAH
Berdasarkan tujuan
dari pembuatan makalah diatas maka penulis berharap makalah ini dapat
bermanfaat terhadap beberapa kalangan.Yaitu:
ü
Penulis
ü
Mahasiswa
ü
Dosen,dan
ü
Masyarakat
1.5.METODE PEMBUATAN MAKALAH
Dalam makalah
ini,Penulis mengumpulkan sejumlah data yang ada dengan pengumpulan data dari
media buku sebagai metode dasar dan
sekaligus suatu syarat pembuatan makalah dari dosen mata kuliah Sejarah
Kebudayaan Islam,selain itu penulis juga mengambil tambahan materi dari sebuah
Ebook dan salah satu situs jejaring sosial.
1.6.SISTEMATIKA MAKALAH
BAB I
Pendahuluan
1.1.Latar Belakang
1.2.Rumusan Masalah
1.3.Tujuan Pembuatan Makalah
1.4.Manfaat Pembuatan Makalah
1.5.Metode Pembuatan Makalah
BAB II Pembahasan
2.1. Sejarah berdirinya
Dinasti Abbasiyah
2.2.Sistem pemerintahan
Dinasti Abbasiyah
2.3.Perkembangan IPTEK
Dinasti Abbasiyah
2.4.Hasil kebudayaan
dinasti Abbasiyah
2.5.Faktor kemunduran
dan kejayaan Dinasti abbasiyah
BAB IV PENUTUP
4.1.Kesimpulan
4.2.Saran
2.1.SEJARAH BERDIRINYA DINASTI
ABBASIYAH
Nama Dinasti Abbasiyah diambil
dari nama seorang dari paman Nabi SAW yang bernama Al-Abbas ibn
Abd al-Muthallib ibn Hasyim ia seorang
pribadi yang tangguh dan mengambil peranan penting didalam nerdirinya Dinasti
Abbasiyah sekaligus sebagai khalifah pertama pada Dinasti ini.Dia dilahirkan di Humaimah pada tahun 104
H.Pergerakan Dinasti abbasiyah ini telah Nampak sejak Daulah Bani Umayah
dipegang oleh khalifah ibnu Abdul Azis,ini dikarenakan beliau sangat lunak
terhadap bani Hasyim dan juga beliau tidak suka kepada pertumpahan darah.
Namun secara resminya gerakan
ini dimulai ketika kekhalifahan bani umayah dipegang oleh Hasyim ibnu Abdul
Malik.Disamping itu mereka juga mendapat dukungan yang kuat dari partai
syi’ah.Oleh karena itu,dengan mudah saja mereka menggulingkan khalifah
selanjutnya yaitu Marwan ibnu Muhammad.Dengan meninggalnya Marwan maka
berakhirlah riwayat Dinasti Umayah.Pada tahun 132 H(749 M) diproklamirkan
berdirinya Dinasti abbasiyah dibawah pimpinan Abu Abbas Assafah.Dinasti ini
sendiri tidak dinamakan dengan bani Hasyim tapi dinamai dengan Dinasti
Abbasiyah,yang dinisgahkan kepada Abbas bin abdul Muthalib,datuk Rasulullah
SAW.Walaupun Abu Abbas Assafah sebagai khalifah pertama Dinasti Abbasiyah tapi
yang dianggap sebagai pendirinya adalah Abu Ja’far Al-Mansyur,yang memerintahh
tahun 136 H (754 M),yang mengganti
abbas.Hal ini disebabkan semua khalifah Bani Abbasiyah selanjutnya dipimpin
oleh keturunan Abu Ja’far Al-Mansyur dikarenakan Abu Abbas tidak memiliki
keturunan.
Para khalifah dinasti Abbasiyah
ini kurang lebih berjumlah 29 orang.Namun dari sekian banyak Khalifah tersebut
kami hanya menyajikan sebagian dari khalifah Abbasiyah saja terutama yang kami
bahas adalah pada fase Kemajuannya.
Ø Abu
Abbas As-Saffah,khalifah pertama.(132-136 H)
Beliau
adalah khalifah pertama bagi Dinasti abbasiyah dan masih berstatus satu
keturunan dengan Rasulullah SAW.Yang titik temunya adalah beliau sebagai Datuk
Rasulullah SAW,yaitu Abdul Muthalib.Beliau dilantik menjadi khalifah pada tahun
132 H(754 M) di Kuffah.
Beliau
dinobatkan sebagai khalifah sewaktu Bani Umayah dibawah pimpinan khalifah
Marwan ibnu Muhammad masih berkuasa.Karena tujuan utama beliau
menstabilisasikan pemerintahannya maka Abu Abbas tidak segan-segannya untuk
menumpahkan darah dan menyembelih siapa saja yang menentang Bani
Abbasiyah.Itulah sebabnya beliau diberi julukan:As-saffah yang artinya adalah
penumpah darah.Dan kemudian pada tahun 136 H As-Saffah meninggal dunia.Maka
berakhirlah masa kekhalifahan yang dipimpin oleh beliau yang kurang lebih 4
tahun lamanya.
Ø Abu
Ja’far Al-Manshur,khalifah kedua(136-158 H)
Beliau
merupakan salah satu seorang khalifah Bani Abbasiyah yang dapat membawa
kejayaan Dinasti abbasiyah.Oleh karena itulah beliau dianggap sebagai tokoh
pembangunan Dinasti Abbasiyah.Al-Manshur adalah orang yang tegas dan bisa
dikatakan kejam,karena beliau selalu membinasakan setiap orang yang dianggapnya
membahayakan kedudukan beliau.Diceritakan bahwa suatu ketika paman beliau
ditugaskan oleh Khalifah sebelum AL-Manshur,dengan perintah apabila paman beliau yaitu Abdullah bin Ali (Gubernur
Damaskus) dapat menumpas Marwan ibnu Muhammad Khalifah Umayah beliau akan
diangkat menjadi khalifah setelah As-saffah meninggal dunia.Dan akhirnya
Abdullah bin Ali berkhasil melaksanakan misi tersebut.Namun nyatanya setelah
As-Saffah meninggal dunia ternyata yang diangkat menjadi khalifah berikutnya adalah Al-Manshur,maka Abdullah
bin Ali menuntut kepada Al-Manshur untuk menjadi khalifah yang kedua.Tapi usaha
pamannya itu dapat di gagalkan oleh Al-Manshur dengan cara mengirim panglimanya
Abu Muslim Al-Khurasani,untuk membunuhnya.Dengan itu berakhirlah ancaman
terhadap Al-Manshur.
Kemudian
selain itu beliau juga membunuh panglimanya sendiri Abu Muslim Al-Khurasani
yang banyak membantunya dengan alasan sang panglima itu sangat angkuh dan tidak
patuh terhadapnya.Caranya yaitu beliau memanggil panglimanya keistana dan
dengan tipu daya muslihatnya Abu Muslim kemudian dibunuh.Setelah Abu Muslim
mati maka Al-Manshur mulai mengarahkan perhatiannya kepada Bani syi’ah yang
dulunya banyak berjasa didalam menegakkan Dinasti Abbasiyah.Kaum syi’ah mulai
mengadakan pemberontakan pada waktu itu dikarenakan khalifah mengabaikan
jasa-jasa mereka yang dahulu.Maka pada tahun 145 H dibawah pimpinan Muhammad
bin Abdullah,kaum Syi’ah di Hijaz mengadakan perlawanan terhadap Al-Manshur
tetapi pemberontakan itu dapat dimusnahkan oleh khalifah.
Selain itu
Bangsa barbar di Afrika utara yang ditaklukan Dinasti Umayah merasa tidak
senang kepada bangsa arab dalam memerintah negerinya,walaupun pada saat itu
mereka sudah masuk Islam.Dan pada saat-saat Bani Umayah mengalami kemunduran mereka berhasil memisahkan diri
dari Bani Umayah dan mereka menciptakan pemerintahan sendiri.tapi sayangnya
mereka saling berebut dalam masalah kepemimpinan.Oleh karena itu,dengan mudha
Khalifah Al-Manshur mengambil kembali daerah itu untuk masuk kedalam wilayah
Daulah Abbasiyah.
Dan yang
terakhir adalah saingan terberatnya lagi adalah:Kerajaan Bizantium, Dinasti
Umayah yang masih hidup di Andalus,dan Kerajaan Romawi yang letaknya sangat
dekat dengan mereka.untuk menjaga kestabilan daerah tersebut maka Al-Manshur
mengadakan perjanjian damai dengan Romawi selama 7 tahun.kemudian tahun 150 H(775 M) beliau
wafat,maka berakhirlah masa kepemimpinannya yang berlangsung kurang lebih
selama 22 tahun.
Ø Harun
Al-Watsik khalifah ke Sembilan(227-232 H)
Pada
kepemimpinan khalifah Abu Abbas dan al-Manshur pemerintahan terasa
stabil,karena tindakan-tindakan tegas yang pernah dilakukan oleh khalifah Abu
Abbas dan Al-Manshur.Sehingga masa berikutnya adalah masa peralihan dari masa
pemberontakan kepada masa perdamaian.Namun awal dari kemunduran Dinasti
abbasiyah adalah pada kepemimpinan Khalifah Harun.
Khalifah
harun ini memerintah menurut jejak ayahnya Al-Mu’tashim,yaitu memberikan
kesempatan bangsa Turki untuk menduduki jabatan-jabatan penting didalam
lingkungan Dinasti Abbasiyah.Disamping itu beliau juga sangat lunak dan lemah
serta tidak suka pada peperangan.Dengan kelemahan beliau inilah menimbulkan
beberapa masalah,diantaranya:
ü
Pengaruh orang-orang Turki bertambah kuat,untuk menduduki tahta
Khalifah.
ü
Timbul pemberontakan kaum Khawarij di Hijaz.
ü
Timbul huru-hara di mosul yang dikoordinir oleh
suku bangsa Kurdi.
Dengan
demikian,boleh dikatakan dimasa Harun menjadi Khalifah,disana-sini terjadi
nkericuhan yang tidak ada henti-hentinya.Akubatnya penduduk Baghdad mengadakan
resolusi supaya beliau turun dari tahta kekhalifahannya.
Pada tanggal 24
Zulhijah tahun 232 M.Khalifah Harun meninggal dunia dalam usia 36 tahun.Beliau
menjabat sebagai khalifah selama kurang lebih 5 tahun.Dengan wafatnya beliau
ini berarti berakhirlah masa keemasan Dinasti abbasiyah.Untuk periode
seterusnya,mulai dari khalifah ke sepuluh sampai khalifah yang seterusnya
Dinasti abbasiyah mengalami kemunduran.Hal ini disebabkan,khalifah-khalifah
tersebut dipimpin oleh bangsa Turki.
2.2.SISTEM
PEMERINTAHAN DINASTI ABBASIYAH
Pada zaman Abbasiyah konsep kekhalifahan berkembang sebagai sistem politik. Menurut pandangan para pemimpin
Bani Abbasiyah, kedaulatan yang ada pada pemerintahan(Khalifah)adalah berasal
dari Allah, bukan dari rakyat sebagaimana diaplikasikan oleh Abu Bakar dan Umar pada zaman khalifahurrasyidin. Hal ini dapat dilihat dengan perkataan Khalifah Al-Mansur “Saya adalah sultan Tuhan diatas
buminya “. Pada zaman Dinasti Bani Abbasiyah, pola pemerintahan yang
diterapkan berbeda-beda sesuai dengan perubahan politik,sosial,dan kebudayaan. Sistem
politik yang dijalankan pada masa dinasti Abbasiyah antara lain:
ü Para
Khalifah tetap dari keturunan Arab, sedang para menteri, panglima,Gubernur dan
para pegawai lainnya dipilih dari keturunan Persia dan mawali
ü Kota
Baghdad digunakan sebagai ibu kota negara, yang menjadi pusat kegiatan politik,
ekonomi sosial dan kebudayaan.
ü Ilmu
pengetahuan dipandang sebagai suatu yang sangat penting dan mulia .d.Kebebasan
berfikir sebagai HAM diakui sepenuhnya .
ü Para
menteri turunan Persia diberi kekuasaan penuh untuk menjalankan tugasnya dalam
pemerintah (Hasjmy, 1993:213-214)
Selanjutnya
periode II , III , IV, kekuasaan Politik Abbasiyah sudahmengalami penurunan,
terutama kekuasaan politik sentral. Hal ini dikarenakannegara-negara bagian
(kerajaan-kerajaan kecil) sudah tidak menghiraukan pemerintah pusat , kecuali
pengakuan politik saja . Panglima di daerah sudah berkuasa di daerahnya ,dan
mereka telah mendirikan atau membentuk pemerintahansendiri misalnya saja munculnya
Daulah-Daulah kecil, contoh; daulah BaniUmayyah di Andalusia atau Spanyol,
Daulah Fatimiyah . Pada masa awal berdirinyaDaulah Abbasiyah ada 2 tindakan
yang dilakukan oleh para Khalifah Daulah BaniAbbasiyah untuk mengamankan dan
mempertahankan dari kemungkinan adanya gangguan atau timbulnya pemberontakan
yaitu :
1. tindakan keras terhadapBani Umayah . dan
2. pengutamaan orang-orang turunan persi Dalam menjalankan pemerintahan, Khalifah Bani
Abbasiyah pada waktu itudibantu oleh seorang wazir (perdana mentri) atau yang
jabatanya disebut dengan wizaraat . Sedangkan wizaraat itu dibagi lagi menjadi
2 yaitu:
1)Wizaraat Tanfi (sistem pemerintahan presidentil ) yaitu
wazir hanya sebagai pembantu Khalifah dan bekerja atas nama Khalifah.
2)Wizaaratut Tafwidl (parlemen kabimet). Wazirnya
berkuasa penuh untuk memimpin pemerintahan . Sedangkan Khalifah sebagailambang
saja . Pada kasus lainnya fungsi Khalifah sebagai pengukuh Dinasti-Dinastilokal
sebagai gubernurnya Khalifah (Lapidus,1999:180). Selain itu, untuk
membantuKhalifah dalam menjalankan tata usaha negara diadakan sebuah dewan yang
bernama diwanul kitaabah(sekretariat negara) yang dipimpin oleh seorang raisul
kuttab(sekretaris negara). Dan dalam menjalankan pemerintahan negara,wazir
dibantu beberapa raisul diwan(menteri departemen-departemen). Tata usaha negara
bersifat sentralistik yang dinamakan an-nidhamul idary al-markazy.Selain itu,
dalam zaman daulah Abbassiyah juga didirikan angkatan perang,amirul umara,baitul
maal , organisasi kehakiman., Selama Dinasti ini berkuasa, pola pemerintahan
yang diterapkan berbeda-beda sesuai dengan perubahan politik, sosial,ekonomi
dan budaya.lebih jelasnya adalah:
Kekuasaan dengan sistem sentralistik yaitu pada masa:
a. Abul Abbas as-saffah (750-754 M)
b. Abu Ja’far al mansyur (754 – 775 M)
c. Abu Abdullah M. Al-Mahdi bin Al Mansyur (775-785 M)
d. Abu Musa Al-Hadi (785—786 M)
e. Abu Ja’far Harun Ar-Rasyid (786-809 M)
f. Abu Musa Muh. Al Amin (809-813 M)
g. Abu Ja’far Abdullah Al Ma’mun (813-833 M)
h. Abu Ishak M. Al Muta’shim (833-842 M)
i. Abu Ja’far Harun Al Watsiq (842-847 M)
j. Abul Fadhl Ja’far Al Mutawakkil (847-861)
2. Periode kedua (232 H/847 M – 590 H/1194 M)
Pada periode ini, kekuasaan bergeser dari sistem sentralistik pada sistem
desentralisasi, yaitu ke dalam tiga negara otonom :
a. Kaum Turki (232-590 H)
b. Golongan Kaum Bani Buwaih (334-447 H)
c. Golongan Bani Saljuq (447-590 H)
b. Abu Ja’far al mansyur (754 – 775 M)
c. Abu Abdullah M. Al-Mahdi bin Al Mansyur (775-785 M)
d. Abu Musa Al-Hadi (785—786 M)
e. Abu Ja’far Harun Ar-Rasyid (786-809 M)
f. Abu Musa Muh. Al Amin (809-813 M)
g. Abu Ja’far Abdullah Al Ma’mun (813-833 M)
h. Abu Ishak M. Al Muta’shim (833-842 M)
i. Abu Ja’far Harun Al Watsiq (842-847 M)
j. Abul Fadhl Ja’far Al Mutawakkil (847-861)
2. Periode kedua (232 H/847 M – 590 H/1194 M)
Pada periode ini, kekuasaan bergeser dari sistem sentralistik pada sistem
desentralisasi, yaitu ke dalam tiga negara otonom :
a. Kaum Turki (232-590 H)
b. Golongan Kaum Bani Buwaih (334-447 H)
c. Golongan Bani Saljuq (447-590 H)
2.3.PERKEMBANGAN IPTEK PADA MASA
DINASTI ABBASIYAH
Kekhilafahan Abbasiyah tercatat dalam
sejarah Islam dari tahun 750-1517 M/132-923 H. Diawali oleh khalifah Abu
al-’Abbas as-Saffah (750-754) dan diakhiri Khalifah al-Mutawakkil Alailah III
(1508-1517). Dengan rentang waku yang cukup panjang, sekitar 767 tahun,
kekhilafahan ini mampu menunjukkan pada dunia ketinggian peradaban Islam dengan
pesatnya perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di dunia Islam. Di era
ini, telah lahir ilmuwan-ilmuwan Islam dengan berbagai penemuannya yang
mengguncang dunia. Sebut saja, al-Khawarizmi (780-850) yang menemukan angka nol
dan namanya diabadikan dalam cabang ilmu matematika, Algoritma
(logaritma). Ada Ibnu
Sina (980-1037) yang membuat termometer udara untuk mengukur suhu udara. Bahkan
namanya tekenal di Barat sebagai Avicena, pakar Medis Islam legendaris dengan
karya ilmiahnya Qanun (Canon) yang menjadi referensi ilmu kedokteran para
pelajar Barat. Tak ketinggalan al-Biruni (973-1048) yang melakukan pengamatan
terhadap tanaman sehingga diperoleh kesimpulan kalau bunga memiliki 3, 4,
5, atau 18 daun bunga dan tidak pernah 7 atau 9.
Pada abad ke-8 dan 9 M, negeri Irak dihuni
oleh 30 juta penduduk yang 80% nya merupakan petani. Hebatnya, mereka sudah
pakai sistem irigasi modern dari sungai Eufrat dan Tigris. Hasilnya, di
negeri-negeri Islam rasio hasil panen gandum dibandingkan dengan benih yang
disebar mencapai 10:1 sementara di Eropa pada waktu yang sama hanya dapat
2,5:1.Kecanggihan teknologi masa ini juga terlihat dari peninggalan-peninggalan
sejarahnya. Seperti arsitektur mesjid Agung Cordoba; Blue Mosque di
Konstantinopel; atau menara spiral di Samara yang dibangun oleh khalifah
al-Mutawakkil, Istana al-Hamra (al-Hamra Qasr) yang dibangun di Seville,
Andalusia pada tahun 913 M. Sebuah Istana terindah yang dibangun di atas bukit
yang menghadap ke kota Granada.
Dinasti Abbasiyah membawa Islam ke puncak
kejayaan. Saat itu, dua pertiga bagian dunia dikuasai oleh kekhalifahan Islam.
Tradisi keilmuan berkembang pesat. Masa kejayaan Islam, terutama dalam bidang
ilmu pengetahun dan teknologi, terjadi pada masa pemerintahan Harun Al-Rasyid.
Dia adalah khalifah dinasti Abbasiyah yang berkuasa pada tahun 786. Saat itu,
banyak lahir tokoh dunia yang kitabnya menjadi referensi ilmu pengetahuan
modern. Salah satunya adalah bapak kedokteran Ibnu Sina atau yang dikenal saat
ini di Barat dengan nama Avicenna. Sebelum Islam dating,Eropa berada dalam Abad
Kegelapan. Tak satu pun bidang ilmu yang maju, bahkan lebih percaya tahyul.
Pada saat itu tentara Islam juga berhasil membuat senjata bernama ‘manzanik’,
sejenis ketepel besar pelontar batu atau api. Ini membuktikan bahwa Islam mampu
mengadopsi teknologi dari luar. Pada abad ke-14, tentara Salib akhirnya terusir
dari Timur Tengah dan membangkitkan kebanggaan bagi masyarakat Arab. Lain lagi
pada masa pemerintahan dinasti Usmaniyah di Barat disebut Ottoman yang kekuatan militernya berhasil memperluas
kekuasaan hingga ke Eropa, yaitu Wina hingga ke selatan Spanyol dan Perancis.
Kekuatan militer laut Usmaniyah sangat ditakuti Barat saat itu, apalagi mereka
menguasai Laut Tengah.
Kemajuan bidang pengetahuan dan teknologi lain
yang telah dicapai meliputi:
Geometri, perhatian cendekiawan muslim terhadap geometri dibuktikan oleh
karya-karya matematika. Muhammad ibn Musa al-Khawarizmi telah menciptakan ilmu
Aljabar. Kata al-Jabar berasal dari judul bukunya, al-Jabr wa al-Muqoibah. Ahli
geometri muslim lain abad itu ialah Kamaluddin ibn Yunus, Abdul Malik
asy-Syirazi yang telah menulis sebuah risalah tentang Conics karya Apollonius
dan Muhammad ibnul Husain menulis sebuah risalah tentang “Kompas yang sempurna
dengan memakai semua bentuk kerucut yang dapat digambar”. Juga al-Hasan
al-Marrakusy telah menulis tentang geometri dan gromonics. Trigonometri,
pengantar kepada risalah astronomi dari Jabir ibnu Aflah dari Seville, ditulis
oleh Islah al-Majisti pada pertengahan abad, berisi tentang teori-teori
trigonometrikal. Dalam bidang astronomi terkenal nama al-Fazari sebagai astronom
Islam yang pertama kali menyusun astrolobe. Al-Fargani yang dikenal di Eropa
dengan nama al-Faragnus menulis ringkasan ilmu astronomi yang telah
diterjemahkan ke dalam bahasa Latin oleh Gerard Cremona dan Johannes
Hispalensis.
Musik, banyak risalah musikal telah ditulis oleh tokoh dari sekolah
Maragha, Nasiruddin Tusi dan Qutubuddin asy-Syirazi, tetapi lebih banyak
teoritikus besar pada waktu itu adalah orang-orang Persia lainnya. Safiuddin
adalah salah seorang penemu skala paling sistematis yang disebut paling
sempurna dari yang pernah ditemukan. Geografi, al-Mas’udi ahli dalam ilmu
geografi diantara karyanya adalah Muuruj al-Zahab wa Ma’aadzin al-Jawahir.
Antidote (penawar racun), ibnu Sarabi
menulis sebuah risalah elemen kimia penangkal racun dalam versi Hebrew dan
Latin. Penerjemahan dalam bahasa Latin (mungkin suatu adaptasi atau pembesaran)
terbukti menjadi lebih populer dan lebih berpengaruh daripada karya aslinya
dalam bahasa Arab. Di bidang kimia terkenal nama Jabir ibn Hayyan. Dia
berpendapat bahwa logam seperti timah, besi dan tembaga dapat diubah menjadi
emas atau perak dengan mencampurkan sesuatu zat tertentu.Ilmu kedokteran
dikenal nama al-Razi dan ibn Sina. Al-Razi adalah tokoh pertama yang membedakan
antara penyakit cacar dengan measles. Dia juga orang pertama yang menyusun buku
mengenai kedokteran anak. Sesudahnya ilmu kedokteran berada di tangan ibn Sina.
Ibnu Sina yang juga seorang filosuf berhasil menemukan sistem peredaran darah
pada manusia. Diantara karyanya adalah al-Qanun fi al-Thibb yang merupakan
ensiklopedi kedokteran paling besar dalam sejarah. Bidang optikal Abu Ali
al-Hasan ibn al-Haitami, yang di Eropa dikenal dengan nama al-Hazen. Dia
terkenal sebagai orang yang menentang pendapat bahwa mata mengirim cahaya ke
benda yang dilihat. Menurut teorinya yang kemudian terbukti kebenarannya,
bendalah yang mengirim cahaya ke mata.
Filsafat, tokoh yang terkenal adalah al-Farabi, ibn Sina dan ibn Rusyd.
Al-Farabi banyak menulis buku tentang filsafat, logika, jiwa, kenegaraan,
etika, dan interpretasi terhadap filsafat Aristoteles. Ibn Sina juga banyak
mengarang buku tentang filsafat. Yang terkenal diantaranya ialah al-Syifa’. Ibn
Rusyd yang di Barat lebih dikenal dengan nama Averroes, banyak berpengaruh di
Barat dalam bidang filsafat, sehingga disana terdapat aliran yang disebut
dengan Averroisme.
·
E.
Tokoh-tokoh/ Para ilmuwan zaman Abbasiyah
Para ilmuwan yang lahir dari peradaban
abbasiyah adalah para ilmuwan yang sangat dikenal di berbagai pelosok dunia.
Buku-buku karya mereka juga menjadi acuan utama bagi para ilmuwan lainnya, baik
di Barat maupun di Timur.
v
Bidang
Astronomi: Al-Fazari, Al- Fargani (Al-Faragnus), Jabir Batany, Musa bin Syakir,
dan Abu Ja’far Muhammad.
v
Bidang
Kedokteran: Ibnu Sina (Avicenna), Ibnu Masiwaihi, Ibnu Sahal, Ali bin Abbas,
Al-Razi, Ibn Rusyd, dan Al-Zahawi.
v
Bidang
Optika: Abu Ali al-Hasan ibn al-Haythani (al-Hazen).
v
Bidang Kimia: Jabir ibn Hayyan dan Ibn Baitar.
v
Bidang
Matematika: Muhammad ibn Musa al-Khawarizmi, Tsabit ibn Qurrah al-Hirany, dan
Musa bin Syakir.
v
Bidang Sejarah: Al-Mas’udi dan Ibn Sa’ad.
v
Bidang Filsafat: Al-Farabi, Ibn Sina, Ibn
Rusyd, dan Musa bin Syakir.
v
Bidang
Tafsir: Ibn Jarir ath Tabary, Ibn Athiyah al-Andalusy, Abu Bakar Asam, dan Ibn
Jaru al-Asady.
v
Bidang
Hadis: Imam Bukhori (karyanya adalah kitab al-Jami’ al-Shahih yang merupakan
kumpulan hadis), Imam Muslim, Ibn Majah, Baihaqi, dan At-Tirmizi.
v
Bidang
Kalam: Al-Asy’ari, Imam Ghozali, dan Washil bin Atha.
v
Bidang Geografi: Syarif Idrisy dan Al-Mas’udi.
v
Bidang
Tasawuf: Shabuddin Sahrawardi, Al-Qusyairi, dan Al-Ghozali (karya terpentingnya
adalah Ihya ‘Ulum al-Din.
v
Munculnya
empat madzhab: Al-Syafi’i (peletak dasar ilmu ushul fiqih dan pencetus teori
ijma’ (konsensus) yang menjadi salah satu sumber syari’ah), Imam Maliki, Imam
Hambali, dan Imam Hanafi.
2.4.HASIL KEBUDAYAAN DINASTI
ABBASIYAH
2.5.FAKTOR-FAKTOR KEMUNDURAN DAN
KEJAYAAN DINASTI ABBASIYAH
Ø
Faktor-faktor kemunduran Dinasti Abbasiyah
A.
Faktor Internal
1. Perebutan Kekuasaan di Pusat Pemerintahan
2. Munculnya Dinasti-Dinasti Kecil Yang Memerdekakan Diri
3. Kemerosotan Perekonomian
4. Munculnya
Aliran-Aliran Sesat dan Fanatisme Keagamaan
B. Faktor Eksternal
1.
Perang Salib
2.
Serangan
Mongolia Ke Negeri Muslim dan Berakhirnya Dinasti Abbasiyah
Ø
Faktor-faktor kejayaan Dinasti abbasiyah
1.
Kekuasaan para khalifah yang otoriter
2.
Para khalifah yang tegas dan tidak pandang bulu
3.
Kekuatan tentara perang yang solid
4.
Adanya kemajuan dibidang Iptek yang mendukung
majunya pemerintahan
5.
interaksi kaum
muslimin era Abbasiyah dengan komunitas-komunitas masyarakat di beberapa
wilayah yang sebelumnya telah menjadi pusat warisan pemikiran dan peradaban
Yunani seperti Alexandria (Mesir), Suriah, serta wilayah Asia Barat, khususnya
Persia.
6.
Dengan
berpindahnya ibu kota ke Baghdad, pemerintahan Bani Abbas menjadi jauh
dari pengaruh Arab. Sedangkan Dinasti Bani Umayyah sangat berorientasi kepada
Arab.
dari pengaruh Arab. Sedangkan Dinasti Bani Umayyah sangat berorientasi kepada
Arab.
3.1.KESIMPULAN
Dinasti Abbasiyah adalah masa
kejayaan peradaban Islam.Dimana pada masa Dinasti Abbasiyah ini Islam sangat
berkembang pesat meninggalkan peradaban yang lain dibelakangnya,namun dikala
adanya suatu kejayaan disitupun aka nada suatu keruntuhan.begitupun yang
terjadi terhadap Dinasti Abbasiyah,setelah lama memegang peradaban dunia
akhirnya Dinasti Abbasiyah juga mengalami kemunduran.Puncaknya adalah ketika
kota Baghdad dan semua isinya dibumihanguskan oleh pasukan tartar,kemudian
setelah itu kota kebudayaan Islam yang bersejarah itu kini tinggal puing-puing saja.
·
Dinasti
abbasiyah berkuasa sejak tahun 132 H – 656 H.
·
Bidang-bidang
ilmu pengetahuan umum yang berkembang pada masa dinasti abbasiyah yaitu filsafat,
ilmu kalam, ilmu kedokteran, ilmu kimia, ilmu hisab, sejarah, ilmu bumi dan
astronom.
·
Bidang-bidang
ilmu pengetahuan keagamaan berkembang pada masa ini yaitu: ilmu hadist, ilmu tafsir, ilmu fiqih, tasawuf.
3.2.SARAN
Berdasarkan uraian singkat yang
terdapat diatas penulis berharap kepada para pembaca supaya bisa memahami bahwa
walaupun peradaban Islam pernah mengalami masa kejayaannya,janganlah kita
terlalu asyik dan sombong atas keadaan itu karena sekarang peradaban dunia
diambil alih oleh orang-orang barat.Hendaknya sebuah sejarah yang kita ketahui
ini bisa menjadikan pelajaran kepada kita supaya bisa menuju masa depan yang
lebih baik.
Demikianlah makalah tentang peradaban Dinasti
Abbasiyah yang kami buat. Semoga sedikit uraian kami ini dapat memberikan
manfaat bagi kita semua. Penulis sangat menyadari, bahwa makalah ini jauh dari
kesempurnaan. Maka dari itu penulis sangat mengharapkan adanya kritikan yang konstruktif
dan sistematis dari pembaca yang budiman, guna melahirkan penyusulan makalah
selanjutnya yang lebih baik.
Drs.M.Noor Matdaman.1998.Lintasan Sejarah Kebudayaan
Islam.Yogyakarta
Drs.Achmadi
Wahid.2008.Sejarah Kebudayaan Islam, Menjelajahi Peradaban Islam, Jakarta: balai
Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar